Parokiwaning.com – Seorang pejabat tinggi Vatikan telah berjanji untuk berbicara mewakili negara-negara miskin yang rentan terhadap perubahan iklim, termasuk Bangladesh, pada KTT Iklim PBB (COP30) yang dijadwalkan dimulai pada 10 November di Brasil.
Kardinal Michael Felix Czerny, prefek Dikasteri Pembangunan Manusia Integral Vatikan, yang sedang berkunjung ke Bangladesh, mengatakan hal ini dalam konferensi pers di Dhaka, pada 4 November.
Gereja “akan hadir” dalam KTT tersebut dan berupaya “untuk berbicara mewakili Bangladesh dan negara-negara lain yang menjadi korban tak berdosa dari pilihan, kebijakan, dan gaya hidup negara lain,” ujarnya.
Penderitaan para korban perubahan iklim merupakan akibat dari “ketidakadilan internasional”, dan bersumber dari kebijakan negara-negara maju yang salah, ujarnya.
Kardinal Kanada asal Ceko ini, dalam kunjungannya pada 1-5 November, bertemu dengan para pengungsi internal, anak-anak jalanan, pengungsi Rohingya, dan para pemimpin komunitas Kristen.
Beliau juga mengunjungi pusat Konferensi Waligereja Bangladesh untuk menghadiri perayaan 50 tahun Komisi Keadilan dan Perdamaian Konferensi Waligereja Bangladesh.
Gereja ingin “membawa suara mereka yang menderita kepada mereka yang membuat keputusan dan yang mendapatkan manfaat dari pilihan yang dibuat,” kata Kardinal Czerny.
Beliau mengatakan Gereja berusaha membantu dunia menyadari kewajibannya dan memahami risiko iklim bagi jutaan orang “di tingkat planet.”
“Jika tidak, tidak ada masa depan bagi kita sebagai keluarga manusia,” tambahnya.
Sebuah laporan dari Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi bahwa Bangladesh dapat kehilangan lebih dari sepertujuh daratannya dan hampir sepertiga produksi pangannya akibat kenaikan permukaan laut tahun 2050.
Laporan tersebut juga memperingatkan tentang migrasi iklim dari wilayah pesisir negara tersebut.
Menurut Pusat Pemantauan Pengungsi Internal yang berbasis di Jenewa, bencana alam telah menyebabkan 14,7 juta orang di Bangladesh mengungsi dari tahun 2014-2023, dan banyak orang kemungkinan juga pindah sebagai respons terhadap dampak yang bergerak lambat seperti kenaikan permukaan laut.
Para pemerhati lingkungan menyesalkan bahwa negara-negara industri, yang lebih bertanggung jawab atas pemanasan global dan perubahan iklim, belum mengurangi emisi gas rumah kaca maupun mengucurkan dana yang dijanjikan untuk mendukung negara-negara rentan seperti Bangladesh.
Hingga Agustus 2024, 110 negara telah berkomitmen untuk mencapai target emisi karbon nol bersih tahun 2050 dan seterusnya, yang mencakup sekitar 88 persen emisi gas rumah kaca (GRK) global. Namun, hanya 27 negara dan Uni Eropa, yang mewakili 16 persen emisi GRK global, yang telah mengesahkan target tersebut menjadi undang-undang.
Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang memiliki 38 negara anggota berjanji dalam Perjanjian Iklim Paris 2015 untuk mendanai 100 miliar dolar AS per tahun bagi negara-negara berkembang, tetapi komitmen tersebut sebagian besar belum terpenuhi.
Sementara itu, pada Januari, Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian iklim Paris dan memangkas pendanaan USAID, yang berdampak pada jutaan orang di seluruh dunia.
Sumber: Vatican official promises to speak for poor nations at cop30
Editor : Admin Paroki

